Menjaga Kesehatan Mental Anak Selama Pandemi

Menjaga Kesehatan Mental Anak Selama Pandemi

Halo Apa Kabar Sobat SOBP? Semoga sehat semua ya..

Dimusim pandemi saat ini, pasti banyak orangtua khususnya para ibu yang harus mendampingi anaknya dirumah selama 24 jam, mendampingi belajar dan bermain dikarenakan kebijakan pemerintah untuk menutup sementara pertemuan offline dan menggunakan metode pendampingan online. Menjadi tantangan juga untuk orangtua, tidak terkecuali diri si anak.

Kondisi dimana si anak harus terus berdiam diri dirumah, bisa memberi pengaruh yang cukup buruk sehingga berpotensi menimbulkan gangguan mental. Alasan utamanya adalah  karena mereka terlalu lama berdiam diri di rumah, sehingga menimbulkan kesepian, tidak memiliki teman untuk diajak bermain, keresahan yang diperlihatkan oleh orang tuanya karena takut terkena COVID-19, serta mungkin krisis ekonomi yang ditimbulkan karena pandemi, membuat anak ikut terpengaruh dengan apa yang diperlihatkan orang tua mereka. Selain itu, sistem pembelajaran yang baru juga dapat memicu gangguan mental pada anak, ketidakmemadaian fasilitas pendukung yang dimiliki anak seperti gadget atau laptop dapat menimbulkan kecemasan diri dan ketidakyakinan pada anak untuk dapat memahami pelajaran dengan mudah.

Kita dapat melihat tanda-tanda anak ketika mengalami gangguan mental, seperti: lebih banyak diam dan termenung; kehilangan semangatnya malah lebih aktif; mengalami perubahan suasana hati yang sering; kehilangan nafsu makan atau peningkatan nafsu makan yang tajam; pola tidur tidak teratur; menarik diri dari kegiatan kekeluargaan di rumah; menyendiri di kamar dan menghabiskan waktu dengan gadget; mundur pada tahapan hidup sebelumnya (menghisap ibu jari, mengompol); lebih sering memastikan bahwa semuanya akan baik-baik saja; sering mengeluh terkait kondisi fisiknya yang kemungkinan disebabkan beban pikiran; serta cenderung untuk terlalu dekat dengan orang tersayang (tidak ingin berpisah dari orang tuanya dan kesulitan saat tidak bersama orang tuanya).

Lalu, bagaimana penanganan yang tepat agar anak tetap sehat secara mental selama pandemi ini?

khususnya orang tua memiliki peranan penting untuk menjaga anak agar tetap memiliki kesehatan yang baik karena anak memiliki banyak waktu dengan orang tua apalagi setelah adanya pandemi. Ada banyak hal yang bisa dilakukan orang tua untuk membantu anak agar tetap sehat secara mental di pandemi, yaitu:

  1. Membantu anak agar memiliki mood yang bagus. Misalnya, pola makan dan tidur yang teratur, ajak anak untuk bermain agar anak merasa diperhatikan dan mendapat kasih sayang, berolahraga, berkebun, melakukan hobi, bersih-bersih rumah, dan berjemur di pagi hari. Cara seperti ini lebih baik dibandingkan dengan bermain gadget atau game online.
  2. Mengurangi menonton atau membaca berita tentang COVID-19 dari media agar anak tidak mudah cemas. Hal ini perlu dilakukan karena anak belum dapat menyaring berita dengan baik dan belum dapat menganalisis berita yang berdampak pada kecemasan.
  3. Membantu anak untuk menyelesaikan tugas sekolah dengan menyediakan fasilitas, membantu mengatur waktu anak, dan membantu mereka dalam memahami pelajaran. Untuk orang tua yang tidak bisa memberikan fasilitas memadai, bisa meminta bantuan dari sekolah atau pemerintah desa.
  4. Menjaga hubungan baik dengan keluarga jauh dan teman-teman dari anak dengan video call agar bisa mengurangi kecemasan dan mengobati rasa rindu anak.
  5. Mengelola kecemasan, bisa dengan meditasi atau menggunakan cara lain. Ketika orang tua terlihat cemas di depan anak, ini akan memengaruhi kecemasan mereka. Hal ini juga berpengaruh terhadap kebijakan orang tua yang terlalu berlebihan, misalnya seperti tidak boleh bermain di halaman rumah.
  6. Menjaga emosi. Hal ini bertujuan untuk mencegah kekerasan di dalam rumah, baik kekerasan verbal ataupun fisik. Ketika orang tua sulit mengontrol emosinya, mereka bisa meminta bantuan ke psikolog atau tenaga profesional yang lain. Mereka juga dapat melakukannya melalui konsultasi online.

Jadi, semua orangtua diharapkan dapat mempraktekkan dirumah sehingga mental anak-anak kita tetap terjaga walaupun kondisi masih harus dirumah saja sampai dengan pandemi ini selesai.