Siapa yang tidak suka diajak makan enak? Kecuali sedang sakit, atau amat sangat kenyang, kita tidak senang makan enak.
Namun demikian, enak itu apa sih? Apakah enak itu artinya cocok dengan lidah kita, sesuai selera kita, atau kita sudah biasa makanan itu, atau makanan enak itu mengingatkan masa lalu kita? Semua tadi boleh jadi benar. Tapi, coba perhatikan pernyataan tadi, semuanya kembali ke kita sendiri bukan?
Misalnya cocok dengan lidah kita. Pencecapan lidah kita berbeda dengan orang lain. Tidak perlu dengan orang lain, minum teh setelah makan kue manis, berasa berbeda dengan rasa teh yang sama, setelah makan kue asin. Coba lakukan eksperimen sendiri. Buat teh hangat tanpa gula. Minum sedikit, cecap rasa teh yang berasa agak sepat pahit. Jangan lupa cium aroma teh tadi. Setelah itu, ambil sepotong kue manis, apa saja, gigit dan rasakan tekstur kue, kunyah, sambil nikmati rasa manis kue tersebut. Kemudian minum teh yang sama. Beda kan rasa teh tersebut? Mungkin hilang rasa sepatnya, tetapi menjadi sedikit lebih pahit. Hal yang berbeda akan dialami apabila makan kue asin.
Makanan enak artinya cocok dengan selera kita. Wah, kalau sesuai dengan selera kita, berarti makanan enak pasti beda-beda untuk makan pagi, siang atau malam. Saat di pinggir pantai atau saat istirahat sekolah. Karena selera seseorang juga dipengaruhi oleh kondisi, kebiasaan, dan juga waktu. Ada yang biasa makan pagi banyak, ada yang sebaliknya. Ada yg sarapan harus bubur, tapi àda juga yg harus menu nasi lengkap.
Setelah kita memahami diri kita mengenai makanan enak, ayo kita perluas definisi enak kita. Bagi sebagian kita, makanan yang ada adalah makanan enak dan enak sekali. Alhamdulillah, memang kita harus senantiasa bersyukur atas nikmat dapat makan dengan enak. Pilihan enak dan enak sekali hanya ada dua, perluasan dari dua kategori ini akan membantu kita lebih toleran terhadap makanan. Salah satu kemungkinan dari dua kategori ini adalah bahwa kita hanya memilih makanan yang enak sekali, sehingga kemungkinan kekurangan nutrisi lebih besar dibandingkan dengan apabila makanan yang kita makan lebih bervariasi.
Jenis rasa yang sudah umum dikategorikan oleh kita sampai saat ini adalah rasa manis, asin, asam, pahit, dan gurih. Gurih sebagian mendefinisikan adalah rasa gabungan antara manis dan asin, sebagian menyebutnya umami, berdiri sendiri. Ada yang menyatakan bahwa pedas itu termasuk rasa, ada yang menyatakan bahwa pedas bukan rasa, melainkan sensasi terbakar pada lidah. Kita bisa juga masukkan sensasi-sensasi lain untuk menjelaskan rasa makanan seperti getir, semriwing (Jawa: agak pedas tapi segar), atau gabungkan dengan rasa dan aroma misalnya wangi manis seperti buah-buahan.
Definisi enak dan enak sekali menjadi kabur, dan kategorinya menjadi tidak terbatas. Karena gabungan rasa yang lima tadi, plus aroma, dan juga urut-urutan memakannya menjadi banyak sekali. Karena kategori tidak terbatas, maka pilihan makanan menjadi tidak terbatas, sehingga peluang kita untuk mendapatkan nutrisi lengkap menjadi semakin besar.
Contoh dalam mengolah ikan di banyak daerah, ikan patin di Kalimantan Selatan dimasak dengan digoreng, dibakar, dipepes, dan dibuat sop ikan. Masing2 diolah dengan bumbu dan cara yang berbeda, sehingga memberikan tambahan nutrisi dari bumbu-bumbu yang berbeda, dan perubahan nutrisi, dari pengolahan yang berbeda. Di daerah lain, ada ikan patin yg dibuat pindang, dengan bumbu dan cara yang berbeda, ada juga patin kukus. Bumbu dan cara memasak ini akan memberikan komposisi nutrisi yang berbeda pula.
Pasangan dari makanan ini umumnya nasi, tetapi di daerah lain ada yang ditemani dengan singkong, pisang dan sagu. Masing-masing punya rasa tersendiri dari gabungan urut2an makanan ini. Hilangkan pilihan enak dan enak sekali, tapi menjadi pilihan menarik dan sensasi baru bagi pengalaman lidah kita.
Lebih jauh lagi mari kita akan diri kita untuk melatih menggambarkan rasa dengan kata-kata. Mari kita mulai, kalau ada teman masih muda, ajak latihan mulai sekarang, biasakan makan lengkap, sehingga perbendaharaan rasa makanan semakin banyak. Belajar masak sendiri, dan undang anggota keluarga atau orang lain untuk mencobanya. Jangan hanya bisa membuat nasi goreng dan telor ceplok. Tentunya ada batasan bagi kita untuk mencari makanan yang halal dan baik. Selamat berpetualang makanan enak dengan definisi baru, dan berlatih menerangkan rasa dengan kata-kata kepada orang lain. Salam Sehat!